Perbedaan Persilangan Monohibrid dan Dihibrid

Posted on

Persilangan adalah suatu proses penggabungan sifat-sifat genetik dari dua individu yang berbeda. Ada banyak jenis persilangan, salah satunya adalah persilangan monohibrid dan dihibrid. Keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal sifat-sifat yang dihasilkan. Berikut adalah perbedaan antara persilangan monohibrid dan dihibrid:

Persilangan Monohibrid

Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu yang berbeda hanya pada satu sifat. Contohnya, persilangan antara dua tanaman kacang yang berbeda pada warna bunga, yaitu kacang merah dan kacang putih. Dalam persilangan ini, hanya satu sifat yang diobservasi, yaitu warna bunga.

Hasil dari persilangan monohibrid adalah keturunan F1 yang homozigot dominan. Artinya, keturunan F1 hanya memiliki satu jenis alel yang dominan pada sifat yang diamati. Sebagai contoh, jika kita persilangkan kacang merah dengan kacang putih, maka keturunan F1 akan memiliki warna bunga yang merah.

Setelah itu, keturunan F1 di-cross dengan sendiri atau selfing. Hasil dari selfing adalah keturunan F2 yang terdiri dari individu homozigot dominan, heterozigot, dan homozigot resesif. Keturunan F2 ini memiliki rasio fenotip 3:1 dan rasio genotip 1:2:1.

Pos Terkait:  Cara Merestart HP Xiaomi 5: Solusi Mudah Mengatasi Masalah

Persilangan Dihibrid

Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu yang berbeda pada dua sifat yang berbeda pula. Contohnya, persilangan antara dua tanaman kacang yang berbeda pada warna bunga dan bentuk biji, yaitu kacang merah bulat dan kacang putih lonjong. Dalam persilangan ini, dua sifat yang diobservasi adalah warna bunga dan bentuk biji.

Hasil dari persilangan dihibrid adalah keturunan F1 yang homozigot dominan pada kedua sifat yang diamati. Sebagai contoh, jika kita persilangkan kacang merah bulat dengan kacang putih lonjong, maka keturunan F1 akan memiliki warna bunga yang merah dan bentuk biji yang bulat.

Setelah itu, keturunan F1 di-cross dengan sendiri atau selfing. Hasil dari selfing adalah keturunan F2 yang terdiri dari individu homozigot dominan pada kedua sifat, heterozigot pada satu sifat, heterozigot pada sifat yang lain, dan homozigot resesif pada kedua sifat. Keturunan F2 ini memiliki rasio fenotip 9:3:3:1 dan rasio genotip 1:2:1:4:2:1:2:4:1.

Perbedaan Persilangan Monohibrid dan Dihibrid

Perbedaan utama antara persilangan monohibrid dan dihibrid adalah jumlah sifat yang diamati. Pada persilangan monohibrid, hanya satu sifat yang diamati, sedangkan pada persilangan dihibrid, dua sifat yang diamati.

Pos Terkait:  Contoh Kalimat Subject Verb Agreement

Selain itu, hasil dari persilangan monohibrid hanya terdiri dari keturunan F1 yang homozigot dominan, sedangkan hasil dari persilangan dihibrid terdiri dari keturunan F1 yang homozigot dominan pada kedua sifat yang diamati.

Terakhir, rasio fenotip dan genotip pada persilangan monohibrid adalah 3:1 dan 1:2:1, sedangkan pada persilangan dihibrid adalah 9:3:3:1 dan 1:2:1:4:2:1:2:4:1.

Kesimpulan

Persilangan monohibrid dan dihibrid adalah dua jenis persilangan yang memiliki perbedaan pada jumlah sifat yang diamati dan hasil yang dihasilkan. Persilangan monohibrid hanya melibatkan satu sifat, sedangkan persilangan dihibrid melibatkan dua sifat. Persilangan monohibrid menghasilkan keturunan F1 yang homozigot dominan, sedangkan persilangan dihibrid menghasilkan keturunan F1 yang homozigot dominan pada kedua sifat yang diamati. Keduanya memiliki rasio fenotip dan genotip yang berbeda. Dalam melakukan persilangan, penting untuk memperhatikan jenis persilangan yang dilakukan agar hasil yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *