Perbedaan PPh 21 dan 26: Apa yang Harus Anda Ketahui

Posted on

Jika Anda seorang karyawan atau pekerja, Anda pasti sudah familiar dengan pajak penghasilan (PPh) yang harus dibayar setiap bulan. Namun, apakah Anda tahu perbedaan antara PPh 21 dan PPh 26? Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara kedua jenis pajak ini agar Anda dapat memahami dan mengelola keuangan dengan lebih baik.

PPh 21: Definisi dan Contoh

PPh 21 adalah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh karyawan atau pekerja yang menerima penghasilan dari pengusaha atau perusahaan. Pajak ini merupakan pajak final, yang berarti pajak yang dibayar sudah final dan tidak perlu dilaporkan lagi pada surat pemberitahuan (SPT) tahunan. Contoh penghasilan yang dikenakan PPh 21 antara lain:

  • Gaji bulanan
  • Tunjangan kesehatan
  • Tunjangan hari raya
  • Bonus

PPh 21 dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku pada saat penghasilan diterima. Tarif pajak ini bervariasi tergantung pada jumlah penghasilan dan status karyawan atau pekerja. Semakin tinggi penghasilan, semakin tinggi tarif pajak yang harus dibayar.

Pos Terkait:  Cara Mengupas Kulit dan Menghilangkan Urat Udang

PPh 26: Definisi dan Contoh

PPh 26 adalah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh pihak yang membayar penghasilan kepada pihak lain yang bukan merupakan karyawan atau pekerja tetap. Pajak ini bukan pajak final, yang berarti pihak yang membayar penghasilan harus melaporkan pembayaran tersebut pada SPT tahunan. Contoh penghasilan yang dikenakan PPh 26 antara lain:

  • Honorarium
  • Pembayaran jasa
  • Pembayaran royalti
  • Pembayaran sewa

PPh 26 dihitung berdasarkan tarif pajak 20% dari jumlah penghasilan bruto. Namun, tarif pajak dapat berbeda tergantung pada jenis penghasilan dan status penerima.

Perbedaan Utama Antara PPh 21 dan PPh 26

Perbedaan utama antara PPh 21 dan PPh 26 adalah pada siapa yang membayar dan siapa yang membayar pajak. PPh 21 dibayar oleh karyawan atau pekerja dan merupakan pajak final, sementara PPh 26 dibayar oleh pihak yang membayar penghasilan dan bukan merupakan pajak final.

Perbedaan lainnya adalah pada tarif pajak. Tarif pajak PPh 21 lebih tinggi daripada tarif pajak PPh 26. Namun, karena PPh 21 merupakan pajak final, jumlah pajak yang harus dibayar oleh karyawan atau pekerja biasanya lebih rendah daripada jumlah pajak yang harus dibayar oleh penerima penghasilan pada PPh 26.

Pos Terkait:  Mengapa Sebagai Warga Negara Kita Harus Mendahulukan Kewajiban Daripada Hak

Cara Melaporkan PPh 21 dan PPh 26

Karyawan atau pekerja biasanya tidak perlu melaporkan PPh 21 pada SPT tahunan, karena PPh 21 merupakan pajak final. Namun, jika Anda memiliki penghasilan lain selain dari gaji bulanan, seperti penghasilan dari investasi atau usaha sampingan, Anda harus melaporkan penghasilan tersebut pada SPT tahunan.

Pihak yang membayar penghasilan harus melaporkan pembayaran tersebut pada SPT tahunan, termasuk pembayaran PPh 26. Pihak yang membayar juga harus menyediakan bukti potong PPh 26 kepada penerima penghasilan.

Kesimpulan

Jadi, perbedaan antara PPh 21 dan PPh 26 terletak pada siapa yang membayar dan siapa yang membayar pajak, serta tarif pajak yang berbeda. PPh 21 dibayar oleh karyawan atau pekerja dan merupakan pajak final, sementara PPh 26 dibayar oleh pihak yang membayar penghasilan dan bukan merupakan pajak final. Tarif pajak PPh 21 lebih tinggi daripada tarif pajak PPh 26, namun jumlah pajak yang harus dibayar oleh karyawan atau pekerja biasanya lebih rendah daripada jumlah pajak yang harus dibayar oleh penerima penghasilan pada PPh 26. Penting bagi Anda untuk memahami perbedaan antara kedua jenis pajak ini agar dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan memenuhi kewajiban pajak Anda dengan tepat waktu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *