Caramantap

Sejarah Freeport, dari Gunung Salju Menjadi Gunung Emas

×

Sejarah Freeport, dari Gunung Salju Menjadi Gunung Emas

Share this article

Freeport Indonesia merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di Indonesia. Beroperasi di Papua, Freeport dikenal sebagai salah satu perusahaan yang paling berpengaruh di Indonesia. Tetapi, tahukah kamu bagaimana sejarah Freeport bermula? Dari gunung salju menjadi gunung emas, inilah sejarah Freeport yang menarik untuk diketahui.

Awal Mula Penemuan Gunung Salju

Pada tahun 1936, seorang geolog Amerika Serikat bernama Forbes Wilson melakukan perjalanan ke dataran tinggi Papua. Ia menemukan sebuah gunung salju yang menarik perhatiannya. Wilson bertekad untuk mengeksplorasi gunung tersebut dan mengetahui lebih banyak tentang kandungan mineral di dalamnya.

Setelah melakukan pengeboran, Wilson menemukan deposit tembaga dan emas yang sangat besar. Namun, saat itu dunia sedang terkena dampak Perang Dunia II, sehingga Wilson tidak dapat melanjutkan eksplorasi dan mengembangkan tambang tersebut.

Pembukaan Tambang di Papua

Pada tahun 1960, Freeport Sulphur Company, sebuah perusahaan tambang asal Amerika Serikat, mendapatkan izin untuk mengeksplorasi dan mengembangkan tambang di Papua. Freeport Sulphur Company kemudian bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk membuka tambang di daerah tersebut.

Pos Terkait:  Aplikasi Tuman Apk: Penjelajahan Musik Terbaru di Ponsel Anda

Setelah melakukan pengeboran, Freeport menemukan deposit mineral yang sangat besar. Selain itu, wilayah Papua yang masih sangat terisolasi membuat Freeport sangat sulit untuk mengangkut hasil tambang mereka ke luar Papua. Oleh karena itu, Freeport memutuskan untuk membangun jalan dan bandara sendiri untuk memudahkan transportasi barang mereka.

Protes dari Masyarakat Papua

Seiring dengan berkembangnya tambang Freeport di Papua, masyarakat Papua mulai merasa tidak puas dengan keberadaan tambang tersebut. Mereka merasa bahwa tambang tersebut merusak lingkungan dan mengambil sumber daya alam Papua tanpa memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat setempat.

Pada tahun 1977, terjadi konflik antara masyarakat Papua dan pihak Freeport. Masyarakat Papua melakukan protes dan pengambilalihan tambang oleh kelompok pemberontak OPM. Konflik tersebut berakhir dengan tewasnya beberapa orang, termasuk warga sipil dan personel militer.

Perjanjian Freeport dengan Pemerintah Indonesia

Pada tahun 1988, Freeport Indonesia dan pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian yang memberikan hak konsesi kepada Freeport untuk mengeksplorasi dan mengembangkan tambang di Papua. Perjanjian tersebut memberikan pemerintah Indonesia 9,36% saham dan 60% pendapatan dari tambang Freeport.

Namun, perjanjian tersebut masih menjadi kontroversi. Banyak pihak yang merasa bahwa perjanjian tersebut tidak menguntungkan bagi masyarakat Papua, dan bahwa Freeport masih merusak lingkungan dan mengambil sumber daya alam Papua tanpa memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat setempat.

Pos Terkait:  Apa Saja Manfaat Menghargai Perbedaan?

Pembangunan Infrastruktur oleh Freeport

Seiring dengan berkembangnya tambang Freeport di Papua, perusahaan tersebut juga membangun berbagai fasilitas dan infrastruktur untuk mendukung operasi tambang mereka. Freeport membangun jalan raya, bandara, rumah sakit, dan sekolah di Papua.

Meskipun pembangunan infrastruktur tersebut memang memberikan manfaat bagi masyarakat Papua, banyak pihak yang merasa bahwa Freeport hanya melakukan pembangunan tersebut untuk memperbaiki citra mereka di mata publik, dan bukan untuk memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat setempat.

Konflik Bersenjata di Papua

Hingga saat ini, konflik antara masyarakat Papua dan pihak Freeport masih terus berlanjut. Banyak pihak yang merasa bahwa Freeport masih merusak lingkungan dan mengambil sumber daya alam Papua tanpa memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat setempat.

Sejak tahun 2011, terjadi serangkaian serangan bersenjata terhadap kendaraan dan karyawan Freeport. Serangan tersebut dilakukan oleh kelompok bersenjata yang menuntut hak-hak masyarakat Papua.

Upaya Pemerintah Indonesia untuk Mengelola Tambang Freeport

Seiring dengan meningkatnya tekanan dari masyarakat Papua dan pihak internasional, pemerintah Indonesia mulai berupaya untuk mengelola tambang Freeport. Pada tahun 2018, pemerintah Indonesia resmi mengambil alih mayoritas saham Freeport Indonesia.

Pengambilalihan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Papua, dan mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh operasi tambang Freeport.

Pos Terkait:  Cara Mengetahui Kode Voucher Tri yang Rusak

Kesimpulan

Sejarah Freeport Indonesia merupakan cerita yang panjang dan penuh kontroversi. Dari penemuan gunung salju oleh Forbes Wilson hingga pengambilalihan mayoritas saham oleh pemerintah Indonesia, Freeport Indonesia telah menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia dan Papua.

Meskipun operasi tambang Freeport memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia, masih banyak pihak yang merasa bahwa keberadaan tambang tersebut merusak lingkungan dan mengambil sumber daya alam Papua tanpa memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang lebih besar untuk mengelola tambang Freeport secara bertanggung jawab, dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Papua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

close