Caramantap

Kenapa di Jepang Tidak Boleh Bilang Cincin dan Mangkok?

×

Kenapa di Jepang Tidak Boleh Bilang Cincin dan Mangkok?

Share this article

Apakah kamu pernah mendengar bahwa di Jepang, ada beberapa kata yang tidak boleh diucapkan? Salah satunya adalah kata “cincin” dan “mangkok”. Meskipun terdengar aneh, namun ini adalah fakta yang benar-benar ada di Jepang. Lalu apa sebenarnya alasan di balik larangan ini?

Pengaruh Bahasa Cina

Salah satu alasan mengapa kata “cincin” dan “mangkok” tidak disukai di Jepang adalah karena pengaruh bahasa Cina. Di zaman dulu, Jepang banyak berhubungan dengan Cina, terutama dalam hal perdagangan dan budaya. Karena itu, banyak kata-kata dalam bahasa Jepang yang berasal dari bahasa Cina.

Namun, kata “cincin” dan “mangkok” sama sekali tidak berasal dari bahasa Jepang atau Cina. Kata “cincin” berasal dari bahasa Portugis “sino” yang artinya “lonceng”, sedangkan kata “mangkok” berasal dari bahasa Hokkien, salah satu bahasa daerah di Cina.

Karena kata-kata tersebut bukan berasal dari bahasa Cina, maka dianggap kurang sopan jika digunakan dalam percakapan sehari-hari di Jepang.

Menghindari Konflik Sosial

Selain pengaruh bahasa Cina, alasan lain mengapa kata “cincin” dan “mangkok” kurang disukai di Jepang adalah untuk menghindari konflik sosial. Dalam budaya Jepang, sangat penting untuk menjaga harmoni dan menghindari konflik dengan orang lain.

Pos Terkait:  Jelaskan Perbedaan Antara Plankton, Nekton, dan Bentos

Jika kamu menggunakan kata “cincin” atau “mangkok” di depan orang Jepang, mereka mungkin akan merasa tidak nyaman atau bahkan tersinggung. Oleh karena itu, agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan atau konflik sosial, sebaiknya hindari menggunakan kata-kata tersebut.

Alternatif Kata Pengganti

Jika kamu ingin menggunakan kata yang menggambarkan benda yang sama dengan “cincin” atau “mangkok” di Jepang, ada beberapa alternatif kata pengganti yang bisa digunakan. Misalnya, untuk menggambarkan cincin, kamu bisa menggunakan kata “yubiwa” yang artinya cincin jari atau “wa-ringu” yang artinya cincin lingkaran.

Sedangkan untuk menggambarkan mangkok, kamu bisa menggunakan kata “chawan” yang artinya mangkok keramik atau “dai-sara” yang artinya mangkok besar.

Kesimpulan

Jadi, sebenarnya tidak ada larangan resmi di Jepang untuk menggunakan kata “cincin” atau “mangkok”. Namun, karena beberapa alasan seperti pengaruh bahasa Cina dan untuk menghindari konflik sosial, kata-kata tersebut kurang disukai dan sebaiknya dihindari dalam percakapan sehari-hari. Jika kamu ingin menggambarkan benda yang sama dengan “cincin” atau “mangkok”, kamu bisa menggunakan alternatif kata pengganti yang lebih disukai oleh masyarakat Jepang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

close